Application Programming Interfaces (APIs)  sekarang digunakan oleh kebanyakan tim software developer untuk menyederhanakan komunikasi antara komponen yang tidak terhubung dari platform berbeda. API meningkatkan performa aplikasi modern dan mempengaruhi pengalaman para end-user. Agar performanya selalu lancar, diperlukan API monitoring. 

Penting sekali menyertakan langkah monitoring dalam siklus hidup API untuk memastikan bahwa API selalu berjalan sesuai rencana. Sebenarnya apa itu API monitoring dan kenapa itu penting? Simak juga beragam metrik dan praktik terbaiknya berikut ini.

Memahami API Monitoring

API monitoring adalah praktik verifikasi ketersediaan endpoint API secara terus-menerus serta memonitor kebenaran transaksi yang terjadi di sana. Selain itu, dengan API monitoring penggunanya dapat memperoleh pengetahuan tentang performa API terutama dalam hal waktu respons terhadap permintaan, query, yang masing-masing memiliki tingkat kerumitan berbeda-beda. 

Kenapa API Monitoring Penting?

Pada dasarnya, API monitoring membantu mendeteksi transaksi API yang gagal atau lambat sebelum end-user (biasanya konsumen) melaporkannya. Selain itu, manfaat lain dari API monitoring adalah:

1. Memastikan Transaksi Multi Langkah di API Berhasil

API digunakan dalam aplikasi web modern untuk membuat lapisan abstrak antara layanan mikro yang menyusun program. Arsitektur ini mengharuskan sistem tergantung pada interaksi API multi langkah yang rumit dan integrasi dengan pihak ketiga. 

Misalnya jika integrasi pembayaran gateway di aplikasi e-commerce gagal, maka toko akan kehilangan konsumen dan tentu pendapatannya juga. Oleh karena itu, API monitoring yang dilakukan secara berkesinambungan akan menyelamatkan perusahaan dari masalah semacam ini dan menjamin kesuksesan di tiap langkah transaksi. 

2. Validasi Respons Data dan Menangani Kesalahan

API monitoring dapat digunakan untuk menilai transaksi API tetap diandalkan. Hal ini dapat membantu penggunanya untuk mendeteksi dan mengirimkan notifikasi jika terjadi kesalahan, peringatan, atau otentikasi yang gagal. Sehingga dengan begitu, aliran data dijamin aman. 

3. Mengidentifikasi Perubahan Endpoint dan Bug dari Integrasi Pihak Ketiga

Hampir semua penyedia SaaS menyediakan API yang tersedia bagi developer, yang dapat digunakan untuk menangani persiapan, data, dan output. Seiring dengan berkembangnya sebuah perusahaan, berisi skema endpoint API perlu diperbarui untuk mencerminkan perubahan. Akibatnya, saat endpoint digunakan di aplikasi, endpoint tersebut harus sering diverifikasi untuk menjamin bahwa kode tidak gagal saat skema baru dirilis.

Timeout API, latensi dalam panggilan API, kegagalan, dan downtime untuk endpoint API yang bergantung pada integrasi pihak ketiga dapat menurunkan performa API secara signifikan. Untungnya, API monitoring dapat membantu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah di atas secara real-time, berfungsi sebagai alat yang dapat mengoptimalkan secara efektif dan efisien di seluruh layanan dalam perusahaan maupun proyek. 

Metrik API yang Perlu Dimonitor

Berikut ini beberapa metrik dalam API yang sangat penting untuk dimonitor:

1. Ketersediaan atau Uptime

Uptime atau waktu aktif API diukur dalam persentase atau dalam kasus tertentu sebagai waktu henti per tahun sebagai rata-rata secara keseluruhan. 

2. Penggunaan CPU dan Memori

Penggunaan CPU dan memori yang tinggi pada server host API mungkin menunjukkan kelebihan beban pada mesin virtual, kontainer, atau node gateway API, yang berisiko menunda performa API. Pemanfaatan CPU di seluruh cluster yang menampung beban CPU atau kode API, serta jumlah proses yang menunggu untuk dieksekusi, dapat dimonitor. Memori dapat diukur sebagai proporsi memori yang dapat diakses yang digunakan.

3. Konsumsi API

Konsumsi API diukur dalam permintaan per menit. permintaan per detik, query per detik. Konsumsi API juga berpengaruh pada performanya. 

4. Waktu Respons API

Sesuai dengan namanya, waktu respons API merupakan pengukuran waktu yang diperlukan endpoint API untuk memberikan respons. Ini adalah indikator yang sulit untuk dimonitor saat menggunakan API pihak ketiga karena latensi mungkin disebabkan oleh endpoint yang sangat lamban dan masalah jaringan. 

5. Tingkat Kesalahan

Merupakan ukuran yang mewakili jumlah kesalahan yang terjadi di API per menit atau detik untuk memberikan wawasan yang tepat dalam melacak masalah di endpoint API tertentu. Melacak kode status HTTP antara 400 dan 500, misalnya, mungkin menunjukkan adanya masalah di endpoint

6. Konsumen Unik API

Konsumen APPI unik adalah metrik API yang membantu tim mendapatkan wawasan tentang keseluruhan pertumbuhan dan retensi akuisisi klien baru berdasarkan jumlah pengguna API aktif bulanan. Penurunan drastis pada angka-angka ini selama jam operasional yang sibuk mungkin mengindikasikan adanya masalah di platform aplikasi. 

Praktik Terbaik API Monitoring

Berikut ini adalah beberapa prinsip utama atau praktik terbaik yang perlu diingat saat melakukan API monitoring:

  • Lakukan pengujian di beberapa lokasi pengguna untuk mendapatkan hasil yang akurat dan terpercaya.
  • Monitor layanan aplikasi perusahaan secara teratur untuk waktu uptime dengan pemeriksaan aktif. Hal ini akan membantu perusahaan menghasilkan data waktu aktif dan waktu respons yang akurat. 
  • Selalu siapkan kondisi atau periksa data yang dikembalikan untuk memvalidasi bahwa konten respons sesuai dengan yang diharapkan perusahaan, sekaligus memicu peringatan yang sesuai. 
  • Selalu cek endpoint produksi perusahaan dengan tingkat keamanan yang sama dengan end-user, sehingga bisa mendapat hasil yang dapat diandalkan dan akurat. 
  • Untuk monitoring yang ada hubungannya dengan latensi, selalu cek penyebarannya secara statistik, bukan hanya rata-rata untuk membentuk opini saja. 
  • Selalu atur peringatan untuk kegagalan dan masalah, misalnya email, peringatan Slack, dan lain sebagainya. 
  • Selalu cek kembali Error 4xx, karena hal ini sering kali diabaikan sebagai masalah di sisi klien. Sedangkan dalam API, Error 4xx mungkin saja terjadi karena masalah keamanan atau kesalahan konfigurasi pemeriksaan validasi. 
  • Tetapkan tujuan yang spesifik dan indikator kinerja utama yang selaras dengan tujuan bisnis. Lalu perbarui tujuan tersebut seiring dengan perubahan tujuan bisnis perusahaan. 
  • Simpan log terperinci untuk audit, kepatuhan, dan analisis pasca insiden. 
  • Integrasikan API monitoring ke dalam proses DevOps untuk pengujian yang berkelanjutan dan deteksi masalah sejak dini, agar tidak terjadi masalah yang lebih lanjut. 

API monitoring tampak seperti tugas yang rumit dan berat, sering kali bahkan dianggap sebagai langkah yang baik untuk dilakukan, tapi bukan langkah penting dalam pengembangan API. Padahal API monitoring yang dilakukan secara konsisten dapat menghasilkan meningkatnya performa API, penanganan kesalahan, dan kepuasan perusahaan maupun konsumen secara signifikan. 

Jadi, pastikan API monitoring berjalan dengan baik menggunakan layanan yang berkualitas, seperti Netmonk Prime yang merupakan produk andalan dari, Netmonk, yang sudah dipercaya oleh lebih dari 1000 perusahaan di Indonesia. Netmonk menghadirkan API monitoring, network monitoring, dan server monitoring dalam satu dashboard yang memudahkan pekerjaan monitoring perusahaan. Langsung saja kunjungi web Netmonk untuk info lebih lanjut.