Internet of Things (IoT) merupakan sistem yang dibangun oleh perangkat nirkabel yang saling terhubung dan dapat digunakan di hampir semua industri. IoT digunakan untuk menyederhanakan berbagai proses menjadi lebih efisien, mengurangi biaya, meningkatkan waktu respons, dan meningkatkan layanan pelanggan. IoT Network Monitoring diperlukan untuk membuatnya berjalan lancar. 

Namun, meskipun IoT membuka pintu bagi banyak kemungkinan baru, tentu saja ada berbagai tantangan IoT. Tantangan tersebut menjadi lebih jelas seiring dengan berkembangnya IoT menjadi lebih produktif dan mudah diakses. Di bawah ini adalah beberapa tantangan IoT dan solusinya. 

Keamanan IoT

Sejak awal, perangkat IoT memang sudah dikenal rentan terhadap serangan siber. Misalnya perangkat IoT diretas untuk disalahgunakan atau mengakses bagian lain dalam jaringan tertentu. Pada umumnya, kapasitas daya perangkat IoT terbatas karena itu tidak bisa ditambahkan protokol enkripsi dan sistem keamanan lainnya. Selain itu, selalu ada kerentanan baru seiring dengan berjalannya waktu. 

Tanpa pembaruan sistem keamanan, maka kerentanan ini dapat terakumulasi selama perangkat tersebut digunakan. Ditambah lagi kalau perangkat tersebut bergantung pada jaringan WiFi, yang menjadikannya semakin rentan terhadap serangan siber dan dapat digunakan untuk mengakses perangkat dan aplikasi lain di jaringan. 

Solusi 

Untungnya, solusi konektivitas berdaya rendah terus menerapkan teknologi keamanan baru. Ini adalah area di mana IoT seluler sangat berguna. Jaringan seluler mengautentikasi perangkat melalui kartu SIM dan fitur keamanan seperti IMEI memastikan bahwa hanya perangkat yang dituju saja yang dapat menggunakan kartu SIM tertentu. 

Jaringan seluler juga memungkinkan pengguna perangkat IoT untuk melakukan pembaruan foirmware jarak jauh sesuai kebutuhan. Penggunaan Virtual Private Network (VPN) juga memberikan keamanan ekstra dan kontrol yang lebih besar pada perangkat IoT. 

Cakupan IoT

Untuk mengirim dan menerima data, perangkat IoT memerlukan koneksi jaringan. Kalau kehilangan koneksi, maka kemampuan perangkat juga hilang. Memang ada banyak solusi konektivitas IoT, tapi biasanya cakupannya sangat terbatas. Contohnya WiFi yang sering digunakan untuk konektivitas IoT. Perangkat hanya bisa beroperasi dalam jarak terbatas, hanya di area sekitar router. 

Perangkat IoT yang bergantung koneksinya terhadap WiFi hanya bisa digunakan di area yang ada router WiFi. Jika infrastrukturnya tidak tersedia, maka perangkat IoT tidak bisa digunakan. Perlu biaya untuk menyediakan WiFi di area tersebut. 

Solusi 

Sudah ada berbagai teknologi yang menyediakan cakupan yang luas, sehingga memungkinkan perangkat IoT beroperasi dalam jarak lebih luas dari infrastruktur jaringan. Meskipun koneksi seluler adalah pilihan jaringan yang paling populer, ada juga Low Power Wide Area Networks (LPWANs). Di tahun-tahun mendatang, sepertinya konektivitas satelit juga akan jadi lebih umum dan terjangkau. 

Skala Perangkat IoT

Bisnis IoT pada umumnya memiliki ratusan hingga ribuan perangkat di lapangan. Produsen IoT terbesar bahkan punya jutaan perangkat yang digunakan di seluruh dunia. Seiring dengan berkembangnya skala bisnis, produsen sering kali menyusun tumpukan IoT mereka, mengadopsi solusi konektivitas yang berbeda untuk penerapan di wilayah baru. 

Masing-masing solusi dilengkapi dengan platform manajemen, sistem pendukung, dan teknologi dasar yang berbeda. Saat penggunanya harus mendukung perangkat tersebut secara mendasar untuk solusi konektivitas baru, maka memerlukan beberapa Stock Keeping Unit (SKU) untuk satu produk. Semakin besar skala operasinya, semakin besar pula manajemen dan logistik perangkat. 

Perangkat IoT yang menggunakan jaringan seluler juga mengalami masalah ini. Konektivitas seluler tersedia di seluruh dunia tapi dimiliki oleh operator yang berbeda-beda. Agar bisa terhubung ke operator baru, pengguna perangkat IoT memerlukan penyedia jaringan dengan perjanjian roaming operator tersebut atau kartu SIM baru. 

Solusi 

Solusi IoT global adalah jaringan seluler global yang dapat mengatasi tantangan ini dengan menggunakan layanan roaming dengan operator di negara yang dikunjungi. Pada umumnya, kartu SIM lokal sudah bekerja sama dengan jaringan seluler di banyak negara lain. 

Ketersediaan Bandwith

Bandwidth frekuensi radio (RF) merupakan sumber daya terbatas yang harus dibagi ke seluruh dunia. Bahkan dengan miliaran perangkat yang terhubung, jumlahnya sudah lebih dari cukup untuk semua orang. Tetapi, jika terlalu banyak perangkat IoT yang menggunakan pita frekuensi yang sama di lokasi yang sama, sinyalnya akan saling mengganggu. 

Contohnya jaringan WiFi di apartemen. Setiap penghuni dengan router WiFi membuat jaringan terpisah yang menggunakan frekuensi sama (biasanya 2.4 GHz atau 5 GHz). Karena letaknya saling berdekatan, dalam beberapa kasus bahkan di kedua sisi dinding yang sama, maka sinyalnya mudah sekali terganggu saat penghuni di unit yang bersebelahan ini menggunakannya secara bersamaan. 

Perangkat IoT sering kali jumlahnya ribuan yang terhubung dalam jarak yang relatif dekat. Seiring dengan terus bertambahnya perangkat baru, spektrum RF akan semakin padat. Gangguan sinyal dan ketersediaan bandwith perlu diperhatikan oleh produsen. 

Solusi 

Pemilik jaringan seluler di seluruh dunia membayar lisensi untuk memprivatisasi segmen spektrum RF, sehingga hanya pelanggan mereka saja yang dapat mengakses bandwith ini. Jaringan seluler yang beroperasi di area yang sama masing-masing memiliki bandwith berlisensi sendiri, sehingga membantu mengurangi kemungkinan gangguan. 

Teknologi IoT baru juga menemukan cara yang lebih efisien untuk menggunakan bandwith. Misalnya ada narrowband IoT, teknologi jaringan seluler yang menggunakan pita lebih kecil, salah satunya ‘guard bands,’ yang berfungsi sebagai celah yang tidak digunakan di antara jaringan. 

Selain itu jaringan 5G juga akan jadi solusi tersendiri. Memang 5G belum sepenuhnya siap digunakan secara luas di perangkat IoT, tapi cepat atau lambat akan memberi akses ke spektrum RF yang jauh lebih luas. Dengan begitu, 5G memungkinkan distribusi perangkat IoT di frekuensi yang lebih banyak. 

Daya Tahan Baterai Terbatas

Sebagian besar perangkat IoT dilengkapi dengan baterai kecil terutama karena perangkat tersebut memang dimensinya kecil. Bahkan perangkat IoT generasi baru umumnya didesain lebih kecil dan efisien. Untuk perangkat yang digunakan di lapangan tanpa akses ke sumber daya lain, baterai dirancang untuk bertahan selama bertahun-tahun, tapi hanya jika daya yang digunakan minimal. 

Solusi 

Teknologi jaringan yang lebih baru seperti NB-IoT dan LTE-M memiliki fitur hemat daya seperti Power Saving Mode dan Discontinuous Reception. Kedua fitur ini mampu membantu memperpanjang masa pakai baterai hingga 10 tahun atau lebih. Tapi banyak teknologi yang lebih lama masih digunakan sampai sekarang dan tidak dilengkapi dengan fitur yang menghemat baterai ini. Semakin banyak digunakan di seluruh dunia, perangkat IoT membutuhkan IoT network monitoring yang terjamin agar selalu aman dan dapat digunakan dalam waktu lama. Netmonk hadir sebagai solusi monitoring jaringan, web/API, dan server agar jaringan lebih aman dari ancaman siber. Layanannya sudah digunakan oleh lebih dari 1000 perusahaan di Indonesia, kunjungi website-nya untuk info lebih lanjut.