API dan API security sangat krusial untuk interaksi yang mulus antara software maupun aplikasi yang berbeda-beda dengan servis internet. API berfungsi sebagai fondasi dari berbagai operasi digital. Dengan semakin meningkatnya ketergantungan perusahaan akan API, maka tantangannya pun ikut meningkat. Bagaimana caranya meningkatkan keamanan aplikasi dengan API monitoring? Simak penjelasannya di bawah ini. 

Apa Itu API? 

API merupakan kependekan dari Application Programming Interface, yaitu serangkaian aturan, protokol, dan alat yang memungkinkan berbagai aplikasi software untuk berkomunikasi. API mendefinisikan metode dan format data yang dapat digunakan untuk meminta dan bertukar informasi atau layanan. 

Contoh Ancaman Keamanan API

Ancaman keamanan API menimbulkan risiko signifikan terhadap kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan data yang dipertukarkan melalui API. Ancaman ini dapat dieksploitasi oleh pelakunya untuk membahayakan titik akhir API, mendapat akses ke informasi yang sensitif, hingga mengganggu keseluruhan operasional API. 

Berikut ini beberapa contoh ancaman keamanan API yang paling umum: 

  • Serangan Injeksi

Cacat injeksi, seperti injeksi SQL dan command injection, terjadi saat penyerang memanipulasi data input untuk menjalankan perintah atau query yang berbahaya terhadap sistem. Akibatnya beragam, mulai dari akses data tidak sah dan manipulasi data. 

  • Autentikasi Rusak

Saat autentikasi rentan, maka memungkinkan penyerang untuk melewati sistem autentikasi yang sangat membahayakan info kredensial pengguna. Penyebabnya antara lain penggunaan kata sandi yang lemah dan penerapan mekanisme autentikasi yang tidak tepat. 

  • Paparan Data Sensitif

API dapat secara tidak sengaka mengekspos data yang sensitif, seperti informasi identitas pribadi hingga data keuangan. Ini terjadi karena kontrol akses yang tidak memadai, enkripsi data yang tidak memadai, hingga penanganan data yang tidak tepat. Penyerang dapat mengeksploitasi kerentanan ini untuk mengambil informasi sensitif tersebut atau mencuri identitas. 

  • Kontrol Akses Rusak

Saat API gagal memberlakukan pemeriksaan otorisasi yang tepat, maka kerentanan kontrol akses dapat terjadi. Penyerang atau pengguna yang tidak sah dapat mengakses sumber daya yang sebenarnya dibatasi. Ini dapat mengakibatkan kebocoran data dan modifikasi data yang tidak sah. 

10 Cara Meningkatkan Keamanan Aplikasi dengan API Monitoring

Agar aplikasi dan software tetap berjalan dengan baik, maka perlu dilakukan API monitoring secara menyeluruh. Menerapkan API monitoring yang terbaik akan melindungi API dari berbagai ancaman dan kerentanan. Berikut ini beberapa cara meningkatkan keamanan aplikasi dengan API monitoring: 

1. Terapkan Kontrol Akses

Mekanisme kontrol akses sangat penting untuk memastikan bahwa hanya pengguna atau sistem berwenang yang punya akses ke sumber daya yang dilindungi. Terapkan kontrol akses berbasis peran (RBAC), kontrol akses berbasis atribut (ABAC), atau model lainnya untuk memastikan izin yang sangat terperinci berdasarkan peran, hak istimewa, atau atribut pengguna. 

2. Enkripsi Permintaan dan Respons API

Enkripsi sangat penting untuk melindungi berbagai data sensitif yang dikirimkan melalui jaringan. Diperlukan penggunaan enkripsi HTTPS/TLS untuk mengenkripsi lalu lintas API, memastikan bahwa data yang dipertukarkan antara klien dan server aman dan tidak dapat dicegat atau dirusak oleh penyerang. 

3. Validasi dan Sanitasi Data Input

Validasi dan sanitasi data sangat penting untuk mencegah serangan injeksi, seperti injeksi SQL dan cross-site scripting (XSS). Validasi dan sanitasi semua data input yang diterima dari klien untuk memastikan semuanya mematuhi format, jenis, dan rentang yang diharapkan, dapat membantu mengurangi kerentanan injeksi. 

4. Terapkan Mekanisme Autentikasi Aman

Gunakan mekanisme autentikasi yang kuat dan aman untuk memverifikasi identitas pengguna atau sistem yang mengakses ke API. Terapkan protokol seperti OAuth 2.0 atau OpenID Connect untuk otorisasi dan autentikasi yang didelegasikan. 

Setelah itu, pastikan untuk selalu menerapkan kata sandi yang kuat dan sulit ditebak, autentikasi multifaktor (MFA), atau autentikasi biometrik untuk autentikasi pengguna. Dengan begitu, API akan lebih sulit ditembus oleh penyerang. 

5. Terapkan Prinsip Hak Istimewa

Ikuti prinsip hak istimewa yang paling kecil untuk membatasi hak akses dan izin hingga ke tingkat minimum yang diperlukan bagi pengguna atau sistem untuk menjalankan tugas tertentu. Batasi akses ke sumber daya atau fungsi sensitif berdasarkan peran, tanggung jawab, atau kebutuhan bisnis Anda. Cara ini akan mengurangi serangan dan meminimalkan dampak potensi pelanggaran keamanan. 

6. Perbarui API dan Beri Patch pada API Secara Berkala

Pastikan untuk selalu perbarui API dengan patch pembaruan serta perbaikan keamanan terbaru untuk mengatasi terjadi kerentanan dan masalah keamanan. Audit pustaka, dependensi, dan komponen pihak ketiga API secara berkala untuk mencari kelemahan atau kerentanan keamanan. Lalu segera terapkan patch atau pembaruan untuk mengurangi risiko. 

7. Terapkan Pencatatan dan Pemantauan yang Aman

Terapkan mekanisme pencatatan dan pemantauan yang komprehensif untuk melacak dan menganalisis aktifitas API, mendeteksi perilaku yang mencurigakan, dan menanggapi insiden keamanan secara real-time. Pantau log akses API, jejak audit, dan peristiwa keamanan untuk upaya akses yang tidak normal, atau potensi pelanggaran keamanan. Setelah itu, ambil tindakan yang tepat untuk mengurangi risiko. 

8. Lakukan Audit dan Penilaian Keamanan Secara Berkala

Lakukan audit keamanan, penilaian kerentanan, dan pengujian penetrasi secara berkala untuk mengidentifikasi dan memperbaiki kelemahan keamanan, kerentanan, atau kesalahan konfigurasi pada API. Bekerja sama dengan ahli keamanan jaringan atau API serta auditor eksternal adalah langkah yang sangat disarankan. 

Dengan ahlinya, perusahaan dapat menilai postur keamanan API dengan lebih obyektif, melakukan latihan pemodelan ancaman, dan menerapkan kontrol keamanan berdasarkan praktik dan standar terbaik di industri. 

9. Dokumentasi dan Komunikasi API yang Aman

Lindungi dokumentasi API, titik akhir API, dan saluran komunikasi dari akses atau berbagai akses yang tidak sah. Terapkan kontrol akses, mekanisme autentikasi, atau enkripsi untuk dokumentasi API dan saluran komunikasi (misalnya gateway API). Tujuannya adalah untuk memastikan kerahasiaan dan integritas informasi terkait API. 

10. Mendidik dan Melatih Pengembang

Terakhir, penting sekali untuk memberikan pendidikan dan pelatihan keamanan yang berkelanjutan kepada pihak pengembang, arsitek, dan pemangku kepentingan lain yang terlibat dalam pengembangan dan pengelolaan API. 

Meningkatkan kesadaran tentang risiko keamanan umum, praktik terbaik, dan panduan keamanan untuk desain, pengembangan, dan penerapan API yang aman, memberdayakan tim untuk membangun API yang aman dan tangguh sejak awal sangat penting agar API semakin baik, lancar, dan selalu aman dari serangan penyerang yang tidak bertanggung jawab. Agar API dapat digunakan tanpa hambatan sedikitpun dan aplikasi berjalan dengan lancar, dibutuhkan API security yang kokoh. Gunakan alat pemantauan yang dapat diandalkan seperti Netmonk dengan produknya Netmonk Prime. Melayani pemantauan API, Netmonk Prime juga mampu memantau jaringan dan server secara menyeluruh dan berkelanjutan. Simak langsung produknya di website Netmonk!