Lembaga keuangan mengandalkan infrastruktur digital mereka untuk melakukan beragam transaksi keuangan dan menyediakan layanan kepada nasabah mereka. Penting sekali untuk memastikan jaringan mereka aman dengan alat monitoring jaringan agar tetap andal dan berfungsi sesuai rencana untuk memenuhi kebutuhan spesifik mereka.
Network security yang kuat harus dimiliki lembaga keuangan agar kinerja dan akses dalam arsitektur jaringan saat ini bisa kuat dan komprehensif, sehingga operasionalnya tetap lancar. Simak pentingnya network monitoring dalam sektor keuangan di bawah ini!
Bersikap Proaktif Penting di Sekotor Keuangan
Penghematan biaya yang terkait dengan penilaian dan validasi jaringan pada lembaga keuangan yang berkelanjutan saja sudah cukup signifikan. Dengan mengidentifikasi dan menangani potensi masalah jaringan secara proaktif, perusahaan dapat mencegah waktu henti di jaringan dan meningkatkan kinerja serta keamanan jaringan, yang pada akhirnya akan menghemat uang dalam jangka panjang.
Beberapa contoh biaya tetap yang terkait dengan kejadian operasional dan keamanan jaringan sangat mengejutkan. Di lembaga keuangan yang skalanya lebih besar, biaya kegagalan jaringan dan waktu henti dapat melebihi $1 juta atau sekitar Rp 16 milyar per jam! Tentu ini akan berdampak ke berbagai hal seperti hilangnya bisnis, efisiensi produktivitas, hilangnya kepercayaan pelanggan, dan biaya untuk memperbaiki masalah.
Pelanggaran keamanan juga menimbulkan masalah secara material dan menurunnya reputasi perusahaan. Biaya untuk mengatasi pelanggaran aturan ini diperkirakan akan semakin mahal ke depannya. Karena itu, jaringan di lembaga keuangan perlu dipantau agar selalu memenuhi kebijakan yang berlaku.
Alasan untuk Menilai dan Validasi Proaktif dengan Monitoring Jaringan
Jika lembaga keuangan dapat menghindari satu kejadian saja, ROI dari strategi pengujian dan penilaian yang kokoh dan proaktif bisa didapatkan hampir seketika. Berikut ini beberapa alasan diperlukannya monitoring jaringan di sektor keuangan:
1. Menghindari Ancaman Siber
Suka tak suka, ancaman siber sedang meningkat dan berbagai perusahaan yang sangat penting di seluruh dunia kerap menjadi target utama karena data sensitif yang mereka miliki. Ancaman siber meliputi serangan phishing, malware, eksploitasi, dan ransomware.
Menilai infrastruktur jaringan dapat membantu lembaga keuangan untuk mengidentifikasi kerentanan dan mengembangkan langkah yang tepat untuk melindungi dari ancaman siber sebelum terjadi di jaringan. Dengan begitu, jaringan akan lebih aman.
2. Menjaga Kelangsungan Bisnis
Lembaga keuangan harus memastikan infrastruktur jaringan mereka dapat bertahan terhadap berbagai kejadian tak terduga seperti kegagalan sistem atau serangan siber. Penilaian infrastruktur jaringan membantu perusahaan mengidentifikasi potensi kelemahan dan mengembangkan rencana pemulihan bencana untuk meminimalkan gangguan layanan mereka dan memastikan kelangsungan bisnis.
3. Melindungi Informasi Sensitif
Semua lembaga keuangan menangani informasi nasabah yang sensitif, seperti transaksi keuangan dan detail pribadi, setiap harinya. Pelanggaran keamanan dapat mengakibatkan kerugian finansial, kerusakan reputasi, dan konsekuensi hukum.
Pengujian infrastruktur jaringan lembaga keuangan secara berkala sangat penting untuk mengidentifikasi kerentanan dan potensi pelanggaran keamanan yang dapat membahayakan informasi nasabah.
4. Mengurangi Waktu Henti
Jaringan yang mengalami waktu henti, meskipun hanya sebentar, dapat mengakibatkan kerugian pendapatan yang sangat besar, tergantung dari seberapa parahnya gangguan yang dialami. Dengan mengidentifikasi dan menangani potensi masalah jaringan secara proaktif, lembaga keuangan dapat meminimalkan risiko waktu henti dan menghemat uang dalam bentuk pendapatan yang hilang dan kepercayaan pelanggan yang mungkin juga akan hilang.
5. Mengurangi Biaya Remediasi
Jika terjadi pelanggaran keamanan atau gangguan jaringan. biaya remediasi dapat menjadi signifikan. Dengan menguji dan menangani potensi masalah secara proaktif, lembaga keuangan dapat mengurangi biaya remediasi dan meminimalkan kerusakan yang disebabkan oleh pelanggaran keamanan atau gangguan jaringan.
6. Perpindahan, Penambahan, dan Perubahan
Lembaga keuangan yang berskala besar terus mengembangkan infrastruktur jaringan mereka, baik memori lokal maupun sebagai bagian dari migrasi ke layanan cloud. Sangat penting untuk memahami bagaimana jaringan memengaruhi waktu transaksi aplikasi (latensi), Quality of Experience (QoE) atau kualitas pengalaman pengguna, dan berhasilnya kebijakan keamanan.
Untuk memahami berbagai poin di atas, jaringan memerlukan visibilitas yang komprehensif dan dapat divalidasi secara proaktif. Penilaian reaktif yang dihasilkan setelah masalah timbul kurang bisa membantu.
7. Peningkatan Kinerja Jaringan
Jaringan yang kinerjanya buruk dapat memengaruhi kecepatan dan efisiensi transaksi keuangan, yang mengakibatkan pelanggan frustrasi dan kehilangan pendapatan. Dengan menguji dan mengoptimalkan jaringan, lembaga keuangan dapat meningkatkan kinerja jaringan, mengurangi waktu transaksi, dan pada akhirnya menghemat biaya pengeluaran perusahaan.
8. Menjaga Kepatuhan Terhadap Peraturan
Lembaga keuangan harus tunduk pada persyaratan yang menjadi standar di negaranya. Kegagalan untuk memenuhi peraturan ini dapat mengakibatkan perusahaan harus membayar sejumlah denda. Banyak badan pengatur yang mengharuskan bank untuk mematuhi standar keamanan dan kepatuhan tertentu.
Dengan memvalidasi dan menangani potensi kerentanan keamanan secara proaktif, perusahaan dapat memastikan kepatuhan dan menghindari denda dan penalti yang tidak sedikit. Monitoring jaringan dapat membantu lembaga keuangan tetap mematuhi peraturan dan pada akhirnya kegiatan operasional tetap lancar dan perusahaan dapat menghemat biaya.
9. Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan
Setiap pelanggan tentu mengharapkan lembaga keuangan yang mereka percaya untuk menjaga keamanan informasi mereka. Setiap pelanggaran keamanan yang terjadi di lembaga keuangan berisiko merusak kepercayaan pelanggan sekaligus reputasi perusahaan. Tidak ada pelanggan yang mau info pribadinya disebar ke pihak ketiga dan kesehariannya terganggu karena info yang bocor ini.
Karena itu, validasi keamanan infrastruktur jaringan secara berkala dapat meyakinkan pelanggan bahwa informasi mereka tetap aman dan terlindung. Tidak akan ada informasi yang bocor, apalagi pelanggan sampai harus dihubungi oleh banyak pihak tak dikenal yang sangat mengganggu. Menjaga kredibilitas ini sangat penting agar pelanggan terus menggunakan layanan lembaga keuangan tersebut.
10. Menerapkan Pengujian Otomatis
Tidak semua pengujian dapat dilakukan hanya satu kali saja, bahkan ada yang harus dilakukan secara berkala. Strategi penilaian yang kuat mungkin memerlukan pengujian ratusan elemen perangkat atau lingkungan laboratorium besar atau lingkungan digital twin.
Dengan memanfaatkan pendekatan otomatisasi, maka lebih banyak hal yang dapat dicapai dengan lebih sedikit tenaga kerja, peralatan, dan kebutuhan daya. Pada akhirnya, semua akan mengarah ke penghematan biaya perusahaan yang jumlahnya signifikan. Pengujian otomatis yang ditawarkan alat monitoring jaringan sangat penting untuk menjaga keamanan dan kelancaran jaringan lembaga keuangan. Lembaga keuangan menyimpan info yang sangat sensitif. Selain itu, juga harus menjamin kepatuhan akan peraturan yang berlaku. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan alat monitoring jaringan yang andal, seperti Netmonk. Solusi pemantauan jaringan ini telah dipercaya oleh lebih dari 1000 perusahaan di Indonesia, cari tahu info lengkap layanannya di web Netmonk sekarang juga!