Monitoring jaringan merupakan solusi paling tepat untuk melihat bagaimana performa sebuah jaringan dan keamanan pada infrastruktur jaringan Anda. Jika membicarakan hal tersebut, maka memiliki alat monitoring jaringan yang  tepat dan dapat mengerti kebutuhan perusahaan Anda merupakan hal yang sangat penting. Karena alat monitoring jaringan yang tepat dapat membuat perubahan yang baik bagi perusahaan Anda. Namun, sepertinya tidak akan semudah itu. Kenapa? Hal ini karena banyak vendor yang menawarkan berbagai alat monitoring jaringan dengan layanan berbeda-beda yang ditawarkan. Untuk itu, artikel ini hadir untuk memberikan tips bagaimana memilih alat monitoring jaringan yang tepat bagi perusahaan Anda. Mari simak tips-tipsnya yang dikutip dari artikel Kevin Jackson berikut ini.

1. Cakupan

Langkah pertama yang harus Anda pertimbangkan dan pikirkan sebelum memilih alat monitoring jaringan adalah ruang lingkup solusi. Karena keputusan ini akan berdampak pada semua aspek proyek Anda, maka luangkanlah waktu untuk melakukan riset guna mendapatkan keputusan yang terbaik. Tapi sebelum itu, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini yang dapat memudahkan Anda membuat keputusan.

a)      Apakah solusi diperlukan di satu lokasi atau di beberapa lokasi?

b)   Apakah sistem akan digunakan untuk memonitor server dan semua perangkat jaringan lainnya?

c)      Apakah situs jarak jauh perlu dimonitoring juga?

d)     Akankah lingkungan virtual — seperti penyimpanan, agregasi file log, atau program khusus — perlu dimonitoring?

e)      Haruskah sistem yang biasanya mati, seperti server siaga atau tautan WAN seluler, dimasukkan?

Jika sudah yakin dengan jawaban Anda atas pertanyaan-pertanyaan di atas, maka langkah selanjutnya perhatikan juga tips kedua seperti berikut.

2. Konektivitas dan Skalabilitas

Hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memilih alat monitoring jaringan yang tepat adalah perlunya melibatkan arsitektur solusi yang termasuk konektivitas dan skalabilitas. Konektivitas sistem harus dipertimbangkan untuk memastikan infrastruktur dapat menangani persyaratan teknologi dan komponennya. Hal tersebut sangat penting jika Anda mempertimbangkan solusi tanpa agen karena ini menggunakan kolektor untuk mengumpulkan perangkat sumber dan menyampaikan informasi. Seorang administrator jaringan harus memeriksa batas pengumpul untuk melihat berapa banyak perangkat yang dapat didukung dan banyaknya data di seluruh jaringan.

Salah satu pertimbangan yang lebih sulit lagi adalah pentingnya untuk melihat opsi sistem untuk skalabilitas. Seperti ketahui beban yang dapat ditahan oleh aplikasi monitoring dan pilihan anda saat (dan jika) mencapai batas. Hal ini akan membantu memastikan siklus suatu program lebih lama.

3. Penempatan : On-Premise atau on-Cloud

Jika membicarakan penempatannya, ada tiga pilihan yaitu on-premise, on-cloud, dan terakhir merupakan gabungan keduanya adalah hybrid IT.  Tim IT dapat mengelola solusi Anda secara on-premise, on cloud, maupun perpaduan keduanya. Bagi perusahaan yang ingin mengendalikan biaya maka on-cloud adalah jawaban yang pas. Sedangkan untuk perusahaan yang menginginkan kontrol granular lebih besar dari jaringan mereka dan aktivitasnya pasti lebih tertarik dengan on-premise. Sebaliknya, serahkan semua pada penyedia layanan yang mungkin ideal jika Anda kekurangan waktu atau sumber daya untuk mengelola perangkat lunak sendiri. Namun sekali lagi Anda juga harus melihat sumber daya yang dimiliki, sasaran perusahaan atau organisasi, ukuran tim IT Anda, dan pilihlah yang paling sesuai.

4. Fitur Peringatan

Satu hal lagi yang harus Anda perhatikan adalah fitur peringatan. Hal ini berguna untuk memberitahukan administrator jaringan maupun tim IT Anda jika ada sesuatu hal yang mencurigakan di jaringan. Dengan begitu, tim IT Anda dapat segera menanggapi dan mengatasinya sebelum terjadi kerusakan yang lebih besar lagi.

5. Fitur Penemuan Otomatis

Tips selanjutnya ini dapat memastikan peta Anda selalu diperbarui ketika perusahaan menambahkan komponen jaringan baru. Karena beberapa solusi dilengkapi dengan fitur penemuan otomatis bawaan, yang memungkinkan teknologi untuk memindai jaringan menggunakan SNMP (Simple Network Management Protocol) untuk menentukan status komponen jaringan Anda saat ini yang dapat mempermudah penambahan komponen jaringan seperti disebut di atas.

6. Pemetaan Topologi

Bersamaan dengan kebutuhan pada tips sebelumnya yaitu pemetaan topologi layer 2/3. Hal ini memungkinkan administrator jaringan untuk memiliki representasi visual dan infrastruktur serta komponen-komponenya.  Sebelum itu, pemetaan topologi jaringan merupakan proses penting yang menyediakan pengeluaran visual jaringan, memberikan monitoring kinerja dan ketersediaan, dan terakhir menjaga jaringan. Fitur ini dapat mengidentifikasi dan membantu menempatkan perangkat sehubungan dengan koneksi dan hubungan dengan perangkat lain.

Sumber :

https://www.helpsystems.com/resources/articles/how-choose-network-monitoring-software